SANGATTAPOS – Pagi yang dingin karena hujan di Gang Mesjid RT. 15, Desa Sangatta Utara. Sebuah ruangan yang dipenuhi kursi plastik, tempat warga menanti sosok yang mereka harapkan, Ketua DPRD Kutai Timur, Jimmi, yang akan datang menggelar reses pada Minggu (31/8/2025).
Satu persatu masyarakat berdatangan dengan wajah begitu antusias, kursi-kursi plastik yang tersusun rapih kini satu persatu terisih seakan tidak sabar menunggu acara akan segera di mulai.
Ketika terdengar suara mobil telah tiba, suasana berubah menjadi ramai akan kedatangan ketua DPRD Kutim. Langkah kaki menuju ruangan itu disambut hangat oleh masyarakat. Jabat tangan yang terlihat begitu kuat, seakan menggambarkan pertemuan ketua DPRD dengan masyarakat terasa sangat begitu dekat, seperti keluarga.
Tak lama, acara sudah dimulai, kegiatan yang dihadiri langsung ketua RT. 14, 15, 28, dan 54. Juga hadir Kepala Desa Persiapan Singa Karta, hingga para tokoh Agama, dan masyarakat. Suara-suara harapan terdengar di sampaikan masyarakat, berfokus pada infrastruktur pembangunan dan kesejahteraan.
Ketua DPRD Kutim yang tengah duduk bersama masyarakat tidak hanya mendengarkan, dan mencatat setiap usulan-usulan. Dirinya memastikan aspirasi masyarakat sampai ke pemerintah.
Sebuah pertemuan yang dinilai Ketua DPRD Kutim bukan hanya sekedar kegiatan seremonial semata. Menurutnya pertemuan itu sebagai wadah silatuahmi, juga bentuk sebuah tanggung jawab bagi wakil rakyat dalam memastikan usulan masyarakat dapat diserap dan diperjuangkan.
“Lewat kegiatan ini, berbagai usulan dan kebutuhan masyarakat telah kami dengar, kami akan kawal harapan ini sampai ke pemerintah,” kata Jimmi didepan masyarakat yang penuh dengan harapan.
Sementara suara lahir dari ibu-ibu rumah tangga yang telah berhasil menyulap sampah menjadi kerajinan tangan, dan menukarnya dengan rupiah. Mereka berharap nantinya memiliki lahan untuk penumpukan sampah yang akan diolah sebagai produk kerajinan yang dapat membantu ekonomi warga.
Berbagai usulan, dan harapan yang telah disampikan masyarakat. Baik dari infrakstruktur jalan, UMKM, pelayanan, dan kebutuhan dasar lainnya tidak lagi menjadi cerita panjang dalam kehidupan mereka. Reses itu telah menjadi jembatan harapan bagi warga dengan pemerintah, suara-suaranya telah didengarkan, dan pulang dengan rasa legah. (sl)
