SANGATTAPOS – Harga beras kian meroket di pasaran. Ditambah, hampir semua pasokan bersumber dari pulau Sulawesi dan Jawa. Sedangkan Kutai Timur belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah.
Tak ingin berlarut, Ketua DPRD Kutai Timur, Jimmi menekankan padi mandiri. Yang mana, masyarakat kembali bertani namun ditopang dengan alat yang canggih dan memadai. “Kutim harus fokus pada padi mandiri,” kata Jimmi.
Padi mandiri merujuk pada komitmen Pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk mencapai ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas dan kemandirian sektor pertanian padi, yang didukung dengan studi banding ke lumbung pangan nasional, penerapan sistem tanam IP 300, bantuan alsintan modern, serta pemberdayaan petani untuk meningkatkan produksi padi guna memenuhi kebutuhan daerah dan mendukung kemandirian pangan nasional.
Kutai Timur menargetkan peningkatan produksi gabah secara signifikan, dari 500.000 ton menjadi 1,2 juta ton, melalui penerapan sistem tanam IP 300 (menanam dan panen tiga kali setahun).
“Peningkatan produksi didukung oleh pengelolaan pengairan yang baik, perbaikan tekstur tanah, mekanisasi pertanian (penggunaan alsintan modern), dan manajemen pasca panen yang terintegrasi,” papar Jimmi.
Sebelumnya, Pemkab Kutai Timur melakukan studi ke daerah-daerah lumbung pangan, seperti Kabupaten Sidrap di Sulawesi Selatan, untuk mempelajari praktik terbaik dan mengimplementasikan transformasi pertanian secara nyata.
“Jadi haraoan kita menjadikan KutainTimur sebagai salah satu tumpuan baru dalam ketahanan pangan Indonesia,” harapnya.
Diketahui, Badan Pusat Statistik mengumumkan bahwa harga beras meningkat di tingkat penggilingan, grosir, hingga eceran pada Juni 2025. Rata-rata harga beras di penggilingan pada Juni 2025 Rp12.994 per kg atau naik 2,05% secara month-to-month/mom, dan naik sebesar 3,62% secara year-on-year/yoy.
Lebih rinci menurut kualitas beras di penggilingan, harga beras premium naik 2,05% secara mom, dan naik 2,84% secara yoy. Sementara untuk beras kualitas medium naik 2,33% mom dan naik 4,51% yoy.
Selanjutnya harga beras di tingkat grosir juga mengalami kenaikan sebesar 1,78% mom dan 4,16% yoy dengan rata-rata harga sebesar Rp13.979 per kg. Harga beras mengalami kenaikan pada Juni 2025 meskipun stok beras pemerintah dikabarkan melimpah. (*)