SANGATTAPOS — Desa Suarga Bara memiliki potensi wisata yang masih jarang terekspos, seperti Telaga Batu Arang (TBA), bekas area tambang PT KPC yang kini menjadi kolam rekreasi. TBA menawarkan pemandangan alam memikat, air jernih, dan fasilitas yang mendukung kegiatan wisata edukatif.
Selain itu, desa ini memiliki prepub, kayu khas, dan habitat tarsius, primata terkecil di dunia, yang menarik minat peneliti dan wisatawan.
Kades Suarga Bara Wahyuddin Usman menekankan, pentingnya pengelolaan wisata bersama warga dan perusahaan agar manfaat ekonomi bisa dirasakan lokal.
“Kami ingin warga desa terlibat, tidak sekadar menjadi penonton. Wisata harus memberi nilai ekonomi dan edukasi,” ujarnya.
Desa berupaya mengadopsi model edukasi ala Kampung Pare, menghadirkan pengalaman belajar bagi anak-anak mulai TK hingga SMP. Anak-anak diajarkan mengenal lingkungan, pertanian, dan wirausaha sejak dini. Desa juga menyiapkan program edukasi bahasa Inggris bagi pengunjung, agar wisata edukatif dapat berjalan optimal.
Potensi wisata ini juga membuka peluang bagi pelaku UMKM untuk menjual produk lokal seperti amplang, kue, dan kerajinan batik. Infrastruktur pendukung, termasuk jalur akses, listrik, dan fasilitas umum, terus dibenahi agar wisatawan nyaman.
Selain wisata edukatif, Telaga Batu Arang menawarkan kegiatan rekreasi seperti perahu dayung, memancing, dan trekking ringan di sekitar telaga. Aktivitas ini dirancang agar ramah keluarga dan aman untuk anak-anak.
“Kami ingin wisata ini tidak hanya menarik, tapi juga mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga alam dan budaya lokal,” tambah Wahyuddin Usman.
Dengan strategi pengelolaan yang tepat, desa berharap Telaga Batu Arang dapat menjadi ikon wisata baru di Kutai Timur, sekaligus menguatkan ekonomi lokal dan kesadaran lingkungan masyarakat. (Adv)
