SANGATTAPOS — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur terus mendorong peningkatan kompetensi tenaga kerja konstruksi melalui program sertifikasi yang digencarkan sejak beberapa tahun terakhir. Hingga 2025, tercatat sebanyak 1.116 tenaga konstruksi telah berhasil mendapatkan sertifikat kompetensi dari total 1.228 pendaftar, menandakan tingginya antusiasme pekerja lokal dalam meningkatkan kemampuan teknis mereka.
Plt. Kepala Dinas PUPR Kutim, Joni Abdi Setia, menjelaskan bahwa selain kategori tenaga konstruksi umum, terdapat pula 118 tenaga ahli yang telah tersertifikasi dari 188 pendaftar. Pencapaian ini dinilai sebagai langkah penting untuk memastikan bahwa seluruh pelaku jasa konstruksi di Kutai Timur bekerja sesuai standar yang berlaku.
“Sertifikasi ini memastikan pekerja konstruksi memiliki kompetensi, mematuhi standar keselamatan, dan menjamin mutu pekerjaan,” ujarnya.
Menurutnya, kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu faktor kunci dalam mempercepat pemerataan dan peningkatan pembangunan infrastruktur.
Meski capaian sejauh ini cukup menggembirakan, Joni menegaskan bahwa masih diperlukan upaya lebih besar, terutama dalam memperluas akses pelatihan serta pendampingan teknis secara berkelanjutan.
“Kami menargetkan hingga 2029, sertifikasi dapat menjangkau 50 persen dari total tenaga kerja konstruksi di Kutai Timur,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa pembinaan yang dilakukan PUPR bersifat pengawasan terhadap kepatuhan regulasi, bukan sebatas audit administrasi. Selain itu, PUPR Kutim turut menerapkan metode jemput bola untuk mengatasi kendala birokrasi, sehingga proses sertifikasi dapat diikuti lebih mudah oleh tenaga kerja lokal.
Program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur Kutim agar semakin aman, profesional, dan berdaya saing tinggi. Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah daerah menegaskan komitmennya membangun SDM konstruksi yang unggul dan siap menghadapi tuntutan proyek strategis daerah. (Adv)
