SANGATTAPOS – Ardiansyah-Mahyunadi (ARMY), pasangan calon pemimpin daerah dalam Pilkada Kutai Timur, mengusung visi besar untuk menciptakan wilayah Kutai Timur yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing. Salah satu misi mereka adalah menyiapkan sumber daya manusia yang berakhlak mulia, cerdas, serta terampil. Pasangan ini juga menggarisbawahi pentingnya pengembangan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan sebagai pilar utama pembangunan daerah.
Dalam bidang pertanian, mereka berkomitmen pada penerapan mekanisasi modern, di mana sektor peternakan juga akan dioptimalkan melalui program pembudidayaan dan penggemukan ternak seperti sapi, kambing, dan ayam. Bagi masyarakat Kristiani, ARMY turut memfasilitasi pembudidayaan babi. Sedangkan di sektor perikanan, baik laut maupun darat, berbagai persiapan telah dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan kelompok tani yang mengelola sumber daya tersebut.
Pasangan ini juga mendukung penuh program perhutanan sosial yang sudah berjalan dengan baik, dan melihat peluang besar dalam pengembangan industri pengolahan berbasis pertanian. Kutai Timur, dengan potensi alam yang melimpah, diproyeksikan akan menjadi pusat pengolahan cokelat, nanas, pisang, dan karet selama lima tahun ke depan.
Meski saat ini Kutai Timur mencatat pertumbuhan ekonomi makro sebesar 7% berkat kehadiran investasi besar, ARMY ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi mikro, terutama bagi masyarakat kecil, juga turut berkembang. Mereka menyoroti peran penting kelompok tani dan UMKM dalam menggerakkan roda ekonomi daerah.
“Kita lihat sekarang, ibu-ibu UMKM kita sudah mampu mengekspor pisang rebus ke Belgia, Malaysia, Singapura, China, dan bahkan Jepang. Tidak hanya pisang rebus, tapi daun pucuk singkong juga menjadi komoditas ekspor. Ini membuktikan bahwa dengan pengolahan dan proses yang tepat, produk yang mungkin kita anggap biasa bisa menjadi komoditas bernilai tinggi di pasar internasional,” ujar Ardiansyah dalam kampanyenya Senin (14/10/2024).
Melalui program ini, ARMY berharap agar masyarakat Kutai Timur tidak hanya menjadi penonton, tetapi mampu menjadi pelaku utama dalam pertumbuhan ekonomi daerah. (*)