SANGATTAPOS, KUTIM – Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kutai Timur (Kutim), yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutim, Achmad Junaidi B. S.H., M.Si terus melalukan kunjungan ke tiga kecamatan, yakni Sangkulirang, Kaubun, dan terakhir Kaliorang. Kegiatan ini melibatkan berbagai Perangkat Daerah (PD) terkait dalam upaya percepatan penurunan angka stunting di Kutim, Rabu (12/2/2025).
Program cap jempol PAUD PNF yang beririsan dengan program cap jempol stop stunting menjadi langkah strategis untuk menekan angka stunting, sementara beberapa dari 50 program unggulan bupati juga menjadi bagian dari langkah tersebut. Berdasarkan data Anak Stunting Per Puskesmas (ASP), masih terdapat sejumlah keluarga berisiko stunting di berbagai kecamatan.
Beberapa data terbaru pada tahun 2024 menunjukkan angka kasus yang bervariasi, seperti Muara Ancalong sebanyak (42), Busang (56), Long Mesangat (33), Muara Wahau I (69), Muara Wahau II (84), Telen (25), Kombeng (91), Muara Bengkal (191), Batu Ampar (15), Teluk Lingga (100), Sangatta Utara (100), Sepaso (249), Tepian Baru (61), Teluk Pandan (100), Sangatta Selatan (125), Rantau Pulung (137), Sangkulirang (117), Kaliorang (121), Sandaran (13), Kaubun (103), dan Karangan (93).
Namun, setelah dilakukan kunjungan Lokasi Fokus (Lokus) di beberapa kecamatan terdapat banyak keluarga yang sebelumnya masuk dalam daftar keluarga berisiko stunting ternyata sudah keluar dari kategori tersebut.
“Setelah kunjungan sesuai dengan data By Name By Address (BNBA), banyak keluarga yang sudah keluar dari daftar berisiko stunting,” ujar Achmad Junaidi B.
Diketahui, data prevalensi stunting dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (EPPGBM) 2024 Kutim, menunjukkan tren penurunan yang cukup baik. Pada Juni, angka stunting tercatat sebesar 16,95%, turun menjadi 15,70% di September, dan mencapai 15,00% pada Desember.
“Alhamdulillah, setelah melakukan kunjungan lokus keluarga berisiko stunting dilapangan, ternyata banyak yang sudah keluar dari kategori tersebut tanpa penangan khusus, beberapa lagi hanya memerlukan edukasi,” tambahnya.
Sementara dalam kunjungan TPPS Kutim di Kecamatan Kaliorang, H. Rusnomo, S.Pd. dengan optimis masalah stunting ini bisa ditekan melalui sinergi yang baik.
“Kami berterima kasih kepada TPPS Kutim yang telah turun langsung ke lapangan meninjau lokus keluarga berisiko stunting. Insya Allah, kami akan terus bersinergi dengan pemerintah agar angka stunting bisa ditekan semaksimal mungkin,” kata Camat Kaliorang, H. Rusnomo.
Dengan berbagai langkah konkret yang dilakukan TPPS Kutim, sinergi antarperangkat Daerah, Camat, Desa, serta seluruh elemen masyarakat diharapkan mampu membawa Kutim menuju Kutim Emas 2045. (*)