SANGATTAPOS, KUTIM – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, Achmad Junaidi B, mengungkapkan dukungannya terhadap 50 program prioritas yang digagas oleh Bupati Kutim. Beberapa program diantarnya memiliki irisan program DPPKB yang fokus pada penanganan stunting.
Dalam kunjungan kerjanya bersama Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta Pusat, Junaidi menegaskan bahwa program-program pemerintah daerah sejalan dengan upaya DPPKB dalam menangani permasalahan stunting. Salah satunya iyalah Program 1.000 Rumah Layak Huni, yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga serta mengurangi risiko stunting melalui rumah layak.
“Program ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sehingga dapat mencegah risiko stunting. Rumah yang layak huni sangat berpengaruh terhadap kesehatan keluarga,” ujar Junaidi.
Junaidi juga menyebutkan program lain sepeeti distribusi mobil operasional kesehatan ke 140 desa dan kelurahan, yang bertujuan mempermudah akses layanan kesehatan bagi keluarga berisiko stunting.
“Harapan kami dengan adanya mobil operasional, masyarakat di desa terpencil bisa dengan mudah mendapatkan layanan kesehatan,” jelasnya.
Selain itu, pemerintah Kutim meluncurkan program pemberian susu dan makanan sehat gratis untuk ibu hamil dan anak-anak guna mendukung asupan gizi yang optimal dan mencegah stunting sejak usia dini.
“Pemberian susu dan makanan bergizi adalah langkah preventif yang sangat efektif untuk mencegah stunting pada anak-anak sejak dini,” lanjutnya.
Pemerintah juga menyediakan pelatihan keterampilan dan wirausaha bagi orang tua berisiko stunting, guna meningkatkan kesejahteraan keluarga, yang berkontribusi pada pencegahan stunting.
“Pelatihan ini membuka peluang bagi orang tua untuk meningkatkan pendapatan, yang berdampak pada pencegahan stunting,” tambah Junaidi.
Program lainnya termasuk peningkatan akses air bersih dan internet gratis di desa prioritas untuk mendukung kualitas komunikasi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.
Junaidi berharap masalah stunting di kutim segera terselesaikan dengan kerja sama berbagai pihak, sehingga dapat menciptakan generasi sehat menuju Kutim emas 2045. (*)