SANGGATTAPOS – Wilayah Sangsaka menjadi tempat terakhir kampanya akbar pasangan Ardiansyah Sulaiman dan Mahyunadi. Salah satunya di Kecamatan Sangkulirang.
Kehadiran keduanya disambut oleh ribuan masyarakat Sangkulirang. Mulai dari warga hulu dan hilir. Bahkan warga kecamatan lainnya juga menghadiri acara tersebut.
Acara yang dimulai pukul 20.00 Wita tersebut, di goyang artis lokal. Ialah Ardiansyah dan Mahyunadi sendiri. Mereka ikut membaur bersama masyarakat. Diketahui, Ardiansyah dan Mahyunadi memang hobi bernyanyi.
“Jadi harus nyambung antara lisan dan pikiran. Salah satunya ialah bernyanyi. Ini berkaitan juga dengan memimpin. Jadi harus sesuai antara pikiran dan lisan,” kata Mahyunadi.
Dia juga mengatakan, jika dirinya diamanahkan menjadi wakil bupati, maka ia akan bekerja secara maksimal. Sesuai dengan yang diperintahkan.
“Tugas wakil membantu, mengawasi pembangunan, memberikan masukan atau evaluasi, dan menerima tugas khusus bupati. Jadi tak ada dua matahari karena kita tau tugas yang diberikan,” katanya.
Sementara itu, Ardianyah mengatakan jika programnya tidak seperti membeli kucing dalam karung. Pasalnya, semua program bukan titipan melainkan murni hasil pikiran dan aspirasi masyarakat.
“Tagline kita jelas hingga 2045 yakni Kutai Timur Hebat. Tangguh, mandiri, dan berdaya saing. Saya tak mau memiliki masalah, saya hanya ingin fokus kerja. Meskipun begitu, dihalangin juga dalam kerja. Tetapi kita tetap kerja. Alhamdulillah Kaliorang jalannya sudah enak, Sandaran, Tanjung Manis, Longmesangat, Muara Anclong, Rantau Pulung, dan Busang. Masih banyak PR kita, kalau lancar, syaratnya lanjutkan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan ARMY, yang juga merupakan pura Sangkulirang mengingatkan masyarakat Sangkulirang agar mengingat sejarah. Sejarah perjuangan pendahulu. Baik perjuangan Mantan Bupati Ismunandar, Mantan Ketua DPRD Encek UR Firgasih, Mantan Anggota DPRD Kutim Arpandi, Mantan Sekda Irawansyah, dan mantan Anggota DPR RI Irwan Fecho.
“Mereka semua sudah berjuang bersama untuk membangun Sangsaka. Membangun Sangkulirang. Mereka bergabung bersama ARMY. Jadi mari ingat perjuangan mereka untuk kita,” kata Agus.
Agus mengajak lanjutkan perjuangan pendahulu dengan bersama ARMY. Apalagi, Ardiansyah merupakan sosok yang juga sudah berjuang untuk pembangunan di Sangsaka.
“Lanjutka. Jika tidak, bisa mengalami kemunduran. Kita bersama bangun Kutim. Semua bergabung bersama kita. Semua tokoh-tokoh Sangkulirang,” katanya.
Ia meminta agar kiranya masyarakat jangan mau tergiur dengan serangan fajar. Karena hal itu akan merugikan diri sendiri dan generasi penerus bangsa.
“Saya percaya warga Sangsaka, Sangkulirang tidak mudah dibeli. Apa kita mau korbankan anak-anak kita. Kita akan kuburkan generasi yang akan datang. Jika kita terima uangnya, kita hancurkan anak-anak kita,” katanya.
Dirinya juga mengingatkan kala itu masyarakat Sangsaka khususnya Sangkulirang begitu kompak. Namun besar harapan, komitmen itu tak dipengaruhi oleh apapun.
“Sangsaka itu kompak, Sangkulirang kompak. Bersatu. Jangan mau diadu domba. Jangan mau berpecah. Kita bersatu. Jangan gadaikan Sangsaka. Sangsaka solit, kuat. Ayo kita fokus membangun. (*)